Semakin Bedas! BPBD Realisasikan 3 Program Prioritas 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Bandung
KAB. BANDUNG,SUNDAPOS.COM - Badan Penangguhan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung sudah meralisasikan program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Bandung melalui tiga kegiatan prioritas.
Pada Kamis (22/5/2025) ini adalah kegiatan yang terakhir, yaitu pelaksanaan sosialisasi pembentukan dan penyusunan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana Kabupaten Bandung di Ahadiat Hotel dan Bungalow, Jalan Sindang Sirna Elok No. 9 Sukarasa Kecamatan Sukasari Bandung.
Bupati Bandung Dr H.M Dadang Supriatna, S.Ip. M.SI., diwakili Wakil Bupati (Wabup) Bandung Ali Syakieb telah meresmikan pembentukan dan penyusunan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana Kabupaten Bandung.
Wabup Bandung Ali Syakieb mengatakan bahwa pelaksanaan sosialisasi pembentukan dan penyusunan klaster logistik penanggulangan bencana Kabupaten Bandung tahun 2025 ini merupakan bentuk komitmen bersama dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
"Pelaksanaan sosialisasi pembentukan dan penyusunan klaster logistik penanggulangan bencana ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Hal ini menekankan prioritas upaya penanggulangan bencana, baik pra-bencana, saat bencana, saat tanggap darurat ataupun pada saat pasca-bencana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan," ujar Ali Syakieb dalam sambutannya.
Wabup Bandung mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada unsur pemerintahan, para mitra kerja lintas sektor, pihak akademisi dan swasta serta semua pihak atas sinergi yang telah dilakukan dalam rangka mendukung terlaksananya program-program pembangunan di Kabupaten Bandung.
"Kondisi geografis Kabupaten Bandung terdiri dari wilayah datar, perbukitan dan pegunungan. Dengan suhu udara berkisar antar 14 sampai 37 derajat celcius, serta kelembaban udara 75 persen pada musim hujan dan 60 persen pada musim kemarau," ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut membuat Kabupaten Bandung menjadi daerah dengan beragam potensi bencana, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, gempa bumi dan lainnya.
"Untuk itu, pentingnya bagi kita semua untuk bersiap siaga melakukan mitigasi bencana yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi, juga penanganan bencana secara cepat dalam mengatasi kendala logistik dan memperlancar pasokan dan distribusi kebutuhan, bagi warga yang terdampak bencana," tuturnya.
Menurutnya, pengalaman penanggulangan bencana sebelumnya menunjukkan, bahwa koordinasi manajemen logistik yang efektif, efisien, tepat waktu dan terkoordinasi merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan bantuan kepada korban bencana.
"Apalagi berdasarkan data dari BPBD, di Kabupaten Bandung seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung merupakan wilayah rawan bencana. Dengan Indeks Risiko Bencana (IRB) tahun 2024 sebesar 117,13 poin dan nilai indeks ketahanan daerah 0,68 poin," ujarnya.
Maka, kata Ali Syakieb, pembentukan klaster logistik penanggulangan bencana tingkat Kabupaten Bandung dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan koordinasi pengelolaan logistik dalam setiap penanggulangan bencana. Mulai dari kesiapsiagaan, tanggap darurat hingga pemulihan.
"Pembentukan klaster logistik penanggulangan bencana bukan hanya sekedar struktur organisasi. Namun merupakan bentuk nyata dari kolaborasi multi pihak antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, serta mitra kemanusiaan dalam memastikan ketersediaan dan distribusi bantuan secara efektif dan efisien saat terjadinya bencana," tuturnya.
Ali Syakieb mengatakan kegiatan ini menjadi langkah awal yang strategis untuk menyatukan persepsi, memperkuat koordinasi serta menyusun langkah-langkah konkret dalam pembentukan klaster logistik di Kabupaten Bandung.
"Harapannya dapat menghasilkan rumusan yang implementatif dan mampu mempercepat kesiapsiagaan daerah Kabupaten Bandung dalam menghadapi situasi darurat," harapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, peresmian pembentukan dan penyusunan klaster logistik penanggulangan bencana Kabupaten Bandung ini salah satu program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Bandung dari tiga program prioritas yang dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Bandung.
"Dua program lainnya, yaitu pembentukan Destana (Desa Tangguh Bencana) sudah terealisasi. Termasuk program penyerahan bantuan kepada masyarakat yang terdampak gempa bumi di Kertasari Kabupaten Bandung, juga sudah terealisasi. Jadi ketiga program 100 hari kerja Bupati dan Wakil.Buoati Bandung sudah direalisasikan dan dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Bandung," katanya.
Uka Suska mengatakan, bahwa pembentukan dan penyusunan klaster logistik penanggulangan bencana ini akan menjadi wadah yang efektif untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung.
"Dengan adanya klaster ini, kita dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penanganan bencana, serta meminimalkan dampak negatif," kata Uka Suska.
Uka Suska pun mengucapkan selamat datang kepada para peserta sosialisasi pembentukan dan penyusunan klaster logistik penanggulangan bencana. Sebagai daerah yang memiliki tingkat rawan bencana yang tinggi, kata dia, penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
Ia mengatakan pengalaman penanggulangan bencana sebelumnya menunjukkan bahwa koordinasi manajemen logistik yang efektif, efisien, tepat waktu, dan terkoordinasi merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan bantuan kepada korban bencana.
"Pembentukan klaster logistik penanggulangan bencana tingkat Kabupaten Bandung dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan koordinasi, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan logistik dalam setiap tahapan penanggulangan bencana. Selain itu efektivitas pengelolaan logistik dalam setiap tahapan penanggulangan bencana, mulai dari kesiapsiagaan, tanggal darurat, hingga pemulihan," tuturnya.
Uka Suska mengatakan pembentukan klaster logistik penanggulangan bencana bukan hanya sekedar struktur organisasi.
"Namun merupakan bentuk nyata dari kolaborasi multi pihak antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, serta mitra kemanusiaan dalam memastikan ketersediaan dan distribusi bantuan secara efektif dan efisien saat terjadinya bencana," ujarnya.
Pelaksanaan sosialisasi dan peresmian pembentukan klaster logistik penanggulangan bencana itu dengan menghadirkan narasumber Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB Yus Rizal, DCN, M.Epid,
BPBD Provinsi Jawa Barat, Jasa Marga dan BPBD Kabupaten Bandung.
Selain itu dari BUMN yang secara rutin sudah membantu dalam penanganan bencana yang juga turut menyampaikan materi dalam pelaksanaan sosialisasi pembentukan klaster logistik penanggulangan bencana berikut ajakan kepada pihak lainnya.*
0 Komentar